KLATEN--MICOM: Kiai Haji Moslim
Rifa'i Imam Puro yang akrab dipanggil Mbah Lim, 91, sesepuh Pondok
Pesantren Al-Musttaqien Pancasila Sakti di Dukuh Sumberejo Wangi, Troso,
Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, wafat, Kamis (24/5).
Mbah Lim yang dikenal seorang kiai unik tersebut wafat di Rumah
Sakit Islam Klaten sekitar pukul 05.00 WIB.
Mbah Lim memimpin Ponpes Al-Musttaqiem Klaten sejak 1959 hingga
1995 dan pada 1996 kemudian dilanjutkan oleh putranya KH. Jalaluddin
Moeslim hingga sekarang.
Mbah Lim yang menikah dengan Umi Asadah (alm) meninggalkan
delapan putra/putri yakni Hj. Siti Choiriyah (61), KH.Jalaluddin Moslim
(59), KH.Saifuddin Zuhri Moeslim (57), Choiri Qomaruddin (54), Hj.Siti
Lailatul Qodriyah (52), Hj. Siti Choirul Bariyah (50), KH.Choiri
Fatullah ((48), dan Dyah Permata Nawaksa Roro Nursiyah (44).
Menurut KH. Jazuli Khasmani anak menantu Mbah Lim, KH. Moslim
Rifa'i Imam Puro merupakan seorang kiai yang suka mengembara dari daerah
ke daerah untuk berdakwah.
"Mbah Lim ini, kiai yang unik, karena sering mengembara dari
pondok ke pondok dan dari desa ke desa untuk berdakwah," katanya.
Ia menjelaskan, almarhum merupakan asli dari Kota Solo masih
keturunan dari Keraton Surakarta, tetapi masa mudanya selalu mengembara
dari pondok ke pondok yang akhirnya menetap di Karaganom Klaten hingga
sekarang.
Menurut dia, jenazah Mbah Lim rencananya akan dimakamkan di
tempat pemakaman Hastono Giri Mulyo desa setempat, sekitar pukul 20.00
WIB.
Menurut H. Abu Tholib (67) pendowo Mbah Lim, almarhum masih
keturunan dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Orang tua Mbah Lim yakni Tepo Sumarto-Mursilah Tepo Sumarto. Ibu
kandung almarhum keturunan dari Paku Buwono IV, sedangkan ayahndanya
keturunan Kerajaan Pengging.
"Saya mengikuti mengembara dengan Mbah Lim sejak usia 12 tahun,"
kata Abu Thoyib. (Ant/wt/X-12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar